Arjuna Mencari Cinta bag 2

0 Comment

Arjuna meneruskan perjalanan, meninggalkan kakek tua yang baru saja ditemuinya. Berhari-hari dia berjalan, terasa lelah dan letih, keringat mengucur, lalu Arjuna beristirahat, dan tertidur. Dalam tidurnya dia melihat, manusia dengan cintanya, cinta manusia terbanyak berkonsentrasi pada tiga hal: harta, tahta, wanita. Itu alami, kodrati, manusiawi, wajar, bisa dimaklumi. Tanpa harta. orang akan hidup sengsara, tidak nyaman dan tidak mulia. Tanpa tahta, kita akan cuma jadi pemain figuran tanpa peran yang nyata. Tanpa wanita, hidup terasa bagai makan tanpa garam.
Arjuna memang ksatria cinta sebenarnya, meskipun dia tidak tahu dan memahami apa itu cinta, tapi dia telah menaklukkan dan menguasai banyak cinta. Terutama cinta wanita. Didukung dengan penampilan yang lemah lembut, wajah tampan, body atletis, maka tidaklah mengherankan kalau dia diidamkan oleh banyak perempuan. Tetapi arjuna merasa tidak ada cinta yang bisa dia nikmati dan rasakan, hatinya hampa, hambar. Kenapa? Bukan karena Arjuna playboy, apalagi playboy kabel, tapi karena dia telah begitu banyak terluka karena cinta itu, baginya cinta ibarat pisau belati yang siap menyobek-nyobek, menyayat-nyayat hatida n jiwanya. Terasa indah diawal, tapi begitu pahit di akhir. Hanya dia lihat kepingan-kepingan kisah, tentang banyak nama yang pernah mengisi hidupnya. Beragam karakter, tipe, model perempuan telah pernah dia alami. Sejenak dia menerawang saat kali pertama dia bertemu dengan seseorang dewi yang begitu anggun, cantik, bermata bulat. Semua berlalu begitu cepat sampai dia sadar bahwa sang dewi telah pergi meninggalkan kenangan itu bersamanya.
Lamat-lamat terdengar suara tembang dari sebuah rumah, terdengar indah orang yang melantunkan tembang itu.
"Akulah arjuna, yang mencari cinta...
wahai wanita... cintailah aku...". Loh, itu kan tembangnya sang Dewa 19, dewanya musik. (Bersambung)

Share

Komentar :

ada 0 Comment ke “Arjuna Mencari Cinta bag 2”

Post a Comment