HENRI WIRATSONGKO

Di hujan di sore ini aku menemukan
kaki-kaki dalam basah
di sebaris rintiknya
di sehalaman derasnya


di hujan di sore ini aku menemukan
wajah-wajah yang menggigil
di sepotong airnya
di segenggam banjirnya

kita, manusia hanyalah jiwa
yang tidak tahu kapan hujan akan berhenti
kita, manusia hanyalah raga
yang tidak tahu kapan akan hujan lagi

hujan, berkah bagi kodok
hujan, amarah bagi sungai

pohon, dahan, ranting, daun, akar, semua meminta, semua berdoa, bagi hujan
untuk hidup dimasa indah, dan dimasa merana, untuk diri di sore dan di pagi berikutnya


ponorogo, 2008, sebuah harapan akan ketidak-putus-asaan