Saya Terpaksa Golput

1 Comment

Pesta demokrasi PILPRES sebentar lagi akan terlaksana. Akan tetapi rasanya saya tidak sanggup untuk turut serta. Golput sebenarnya pilihan yang buruk, bahkan mungkin dianggap haram, dan saya sendiri sangat tidak menganjurkan orang untuk golput, karena suara anda menentukan masa depan bangsa. Tetapi pilihan itu harus saya lakukan. Karena ternyata saya benar-benar tidak punya pilihan lain selain golput. Para calon presiden dan wakilnya, kesemuanya tidak bisa saya jadikan pilihan.

Kenapa? semuanya adalah muka lama, yang telah jelas bagaimana kapasitas dan integritasnya dalam perjuangan. Menjadi presiden memang bukan perkara gampang dan tidak enak, tapi kenapa banyak yang mau? Alasan untuk berjuang bagi rakyat, saya tidak pernah yakin dan sangat pesimis. Megawati, telah gagal, Sipadan dan Ligitan lepas dari NKRI, berbagai BUMN dijual ke asing. Pengangguran tetap banyak, biaya pendidikan tetap tinggi. Kan ada Prabowo dengan gagasan-gagasan briliannya? Bukan jaminan, karena saya juga meragukan itu.
SBY, sama saja, tidak pernah bisa melindungi warganya yang menderita di negeri orang. Orang jadi TKI/TKW karena pengangguran tetap merajalela, ditambah lagi meski sudah bekerja, tetapi penghasilannya tidak layak untuk hidup. Sehingga bangsa ini harus mengemis nafkah di negeri orang lain dengan hina. Ya kalau disana itu bisa jadi karyawan yang layak, jadi pengusaha, ini tidak, jadi babu, jadi kuli. Masih juga diperas untuk menghasilkan devisa. Negara telah gagal memberikan penghidupan yang layak bagi rakyatnya, seperti amanah UUD. Gaji disini jauh dibawah standar hidup yang layak, hanya PNS dan pengusaha saja yang bisa hidup cukup. BLT? Bukan solusi yang baik, karena hanya bisa menghidupi rakyat untuk sebulan saja. Dan pemberantasan korupsi? bukan prestasi yang luar biasa. Pemberantasan korupsi itu harus, gak perlu dibanggakan, karena Indonesia adalah negara terkorup. Kalau di era Megawati kurang bagus, karena memang Megawati itu lemah dalam hal ini, suaminya sendiri malah pernah didakwa korupsi. Apalagi? Bahkan Boediono dianggap neoliberalis.
Untuk JK sama saja. Wiranto orang Orba, JK juga menggunakan kendaraan partai Orba, pokoknya gak lah ya. Gak ada yang bisa ditawarkan dari JK-Win.

Saya sebelumnya berharap akan munculnya figur pemimpin baru yang lebih fres dan lahir dari orang yang militan dalam perjuangan, yang tumbuh dan tegak ditengah rakyat, tetapi tidak kesampaian, karena partai hanyalah kepanjangan tangan segelintir elit politik saja.



Share

Komentar :

ada 1
Dum said...
pada hari 

semoga akan ada pemimpin yang jauh lebih baik. :)

Post a Comment