Pupuk Langka, Derita Petani

0 Comment

Kelangkaan pupuk sedemikian merata di seluruh daerah di Indonesia mengingatkan kita kepada kelangkaan beras beberapa waktu lampau. Pupuk sudah menjadi barang kebutuhan pokok petani untuk bisa meningkatkan hasil pertanian secara maksimal. Tetapi lagi-lagi petani dihadapkan kepada masalah kelangkaan pupuk yang juga berdampak kepada melambungnya harga pupuk bersubsidi. Padahal pemerintah sudah menambah persediaan pupuk urea bersubsidi sebanyak 300.000 ton. Tetapi apakah itu cukup? Seharusnya pemerintah cukup jeli dan bergerak pro aktif untuk bisa menentukan besaran jumlah pupuk dan mendistribusiannya ke daerah-daerah, juga aparat pemerintah daerah jangan hanya berdiam diri menghadapi hal ini. Ini tugas mereka sebagai abdi masyarakat termasuk petani. Petani menjerit dengan banyaknya beban yang harus dipikul saat musim tanam, setelah harga gabah anjlok, harga jagung anjlok, irigasi susah sehingga harus membeli air dengan harga tinggi, belum lagi ancaman hama tanaman, padahal pestisida juga mahal, harga BBM juga tidak kalah tingginya, sehingga nyaris tidak ada yang bisa diharapkan untuk bisa menyejahterakan petani, terutama petani kecil.
Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa kelangkaan pupuk juga disebabkan permainan pihak tertentu dengan cara menimbun pupuk bersubsidi untuk dijual lagi dengan harga yang jauh lebih mahal. Istilahnya adalah kaum spekulan dari distributor. Kasus-kasus seperti ini semestinya bisa ditangani oleh pemerintah, jangan hanya menyerahkan kepada mekanisme pasar, yang jelas akhirnya petanilah yang dirugikan, karena petani berada dalam pihak yang lemah dan membutuhkan.
Terdapat beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pupuk. Pemerintah harus mengatur regulasi penyaluran pupuk serta segala kebutuhan komoditi pertanian dengan sistem yang bersifat dari petani dan untuk petani. Termasuk juga adanya pengawasan yang melekat. Kemudian perlunya dikenalkannya berbagai jenis pupuk dan pola tanam alternatif semisal penggunaan pupuk organik dan pertanian organik. Semoga petani Indonesia bisa lebih makmur nantinya. Petani mandiri, negara sejahtera.



Share

Komentar :

ada 0 Comment ke “Pupuk Langka, Derita Petani”

Post a Comment