Rokok, Persoalan Besar Bangsa Indonesia

0 Comment

Rokok, menjadi sesuatu barang 'kebutuhan pokok' bagi banyak orang di Indonesia. Bahkan ada temanku yang lebih memilih tidak sarapan daripada tidak merokok. Tiap habis makan, tidak lupa merokok. Kalau bekerja, tidak pernah lupa diselingi dengan mengepulkan asap rokok. Sehari dia biasa menghabiskan paling tidak satu bungkus rokok, bila kondisi keuangannya normal dan stabil. Tetapi bila tidak mungkin dia akan sedikit menahannya. Tetapi dia lebih memilih mengganti merek rokok yang lebih murah daripada mengurangi jumlah rokok yang dihisap. Apalagi di saat sekarang harga rokok langganannya terus merangkak naik, padahal gajinya tiap bulan tidak pernah naik. Untung ada berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus merek berbeda yang beredar di pasaran, dengan berbagai pilihan harga, sesuai dengan kualitas dan kemasan, juga faktor nama. Awalnya dia alergi saat mencoba merek-merek baru, rasanya juga tidak seperti favoritnya, tetapi apa mau dikata, yang penting murah. Sebungkus cuma 2500 perak, padahal rokok langganannya sampai hampir sepuluh ribu.
Itulah sedikit gambaran sisi kehidupan perokok, satu diantara jutaan perokok di Indonesia. Tiap ada hajatan, tidak lupa tuan rumah menyajikan rokok bagi tamunya, ataupun semisal saat mengadakan pertemuan bisnis, kumpul-kumpul teman, semua harus ada
rokok. Warung-warung,kios-kios,lapak-lapak, tidak pernah ada yang tidak menjual rokok.

Rokok adalah bagian dari masyarakat kita. Berpenetrasi begitu kuat, lebih kuat dari penetrasi produk apapun. Pengusaha rokok menjadi taipan terkaya di negara ini. Yang tidak kalah luar biasa, industri rokok demikian menjamur sampai hampir ditiap kota kabupaten, utamanya di Jawa memiliki industri rokok.

Para penguasaha rokok juga luar biasa dalam memperkenalkan produk mereka, sejumlah even besar dan terbesar,dengan berbagai ragam, musik, olahraga, wisata dan banyak lagi disponsori oleh perusahaan rokok. Iklan-iklan indoor dan outdoor, baliho-baliho besar, dan di semua media cetak dan elektronik, juga dalam skala yang besar dan menghabiskan puluhan sampai ratusan juta rupiah. Salesnya, mulai yang naik mobil mewah, sampai door to door keliling beroda dua, semua ada. Rokok memang mejadi salah satu industri terbesar di negara ini, produsen maupun juga konsumen terbesar.

Kenapa rokok menjadi permasalahan besar bangsa?
Merokok jelas bukan kegiatan yang baik. Rokok lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, terutama bagi kesehatan. Terlebih lagi akan ancaman kanker. Hal yang menyedihkan bila itu menimpa para perokok pasif, yaitu orang yang terkena asap rokok, padahal dia tidak merokok.

Tetapi kenapa jumlah perokok mengalami tren yang terus naik dari waktu ke waktu, terutama dari golongan remaja dan wanita. Banyaknya industri rokok dan gencarnya pengusaha rokok mengiklankan produk mereka, bisa jadi salah satu penyebabnya.
"Ketika seseorang telah melihat iklan, maka ia diyakini telah memasukkan iklan itu sebagai informasi tambahan dalam ingatannya. Di masa mendatang, ia berpotensi besar untuk bertindak dan mengambil keputusan atas dasar informasi tersebut," terang psikolog dari Universitas Indonesia.

Mereka juga gencar menyasar pemuda dan remaja putri. Kenapa? Karena pola pikir mereka belum terlalu matang, cenderung labil sehingga masih mudah sekali untuk dipengaruhi.
Iklan rokok biasa dikemas dalam wujud iklan-iklan semangat muda, sportifitas, kesetiakawanan, kecerdasan, kreatifitas, selera tinggi, yang tentunya bertujuan untuk membuat image bahwa merokok bisa menumbuhkan sifat-sifat tersebut.

Tengoklah berbagai even musik, sering sekali disponsori produsen rokok. Bahkan dengan membagi gratis sebungkus rokok untuk penontonnya. Tentu saja yang tadinya belum pernah merokok, jadi mencoba merokok. Yang ujung-ujungnya jadi perokok.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS) mendapati bahwa sekitar 34,75 persen remaja putri usia 13-15 tahun di Indonesia mengaku dapat secara mudah mengakses dan mengkonsumsi rokok.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa mayoritas perempuan muda menganggap bahwa merokok itu buruk (90,82 persen), namun mereka yang perokok kebanyakan memiliki pandangan yang lebih positif tentang rokok. Sekitar 53 persen perempuan percaya bahwa merokok dapat membantu menurunkan berat badan, dan 13,68 persen percaya bahwa orang yang merokok memiliki lebih banyak teman.

Riset KuIS juga mendapati bahwa 65 persen perempuan muda Indonesia menilai bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya tidak menyetujui perilaku merokok, tapi 43,33 persen perempuan yang perokok menganggap bahwa remaja putri usia 15-25 tahun boleh merokok. Sementara itu terkait dengan keterpaparan perempuan muda Indonesia terhadap iklan rokok, sekitar 92 persen remaja putri melihat iklan rokok di televisi.

Sekitar 70 persen wanita muda juga melihat iklan rokok di poster, pentas olahraga, konser musik, dan kegiatan sosial lainnya. Sebanyak 10,22 persen perempuan usia 13-15 tahun, dan 14,53 persen perempuan usia 16-25 tahun mengaku pernah ditawari rokok secara gratis sebagai sampel.

Di pihak lain, industri rokok mampu menyumbang pajak dan pendapatan yang sangat besar bagi negara dari cukai tembakau. Rokok juga menyerap jutaan tenaga kerja, mulai dari petani tembakau sampai karyawan pabrik rokok. Bila sampai industri ini mengalami kehancuran, maka bisa dibayangkan berapa banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan.

Sehubungan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang haramnya merokok bagi remaja/anak-anak, wanita hamil, di tempat umum dan ulama adalah sangat tepat, karena seharusnyalah orang-orang dari golongan ini dijauhkan dari rokok. Seharusnya memang pemerintah membuat peraturan perundang-undangan yang secara tegas mengatur upaya perlindungan anak di bawah 18 tahun dan wanita hamil dari bahaya rokok.Bahkan dalam Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2002 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan tidak mencantumkan satu pun pasal yang melarang penjualan rokok kepada anak di bawah umur. Juga baru perda di DKI saja yang melarang merokok di tempat umum, itupun tidak berjalan efektif. Saya kira fatwa MUI tidak akan mematikan industri rokok dan semua yang terlibat di dalamnya, hanya membatasi.

Share

Komentar :

ada 0 Comment ke “Rokok, Persoalan Besar Bangsa Indonesia”

Post a Comment