Tidak Ada Yang Salah Dengan Fenomena Ponari

0 Comment

Ponari, bocah SD anak orang desa yang sederhana, tiba-tiba menjadi fernomena yang luar biasa setelah keajaiban datang padanya.Dia menjadi dukun tiban. Dengan media batu apung yang didapatnya saat bermain di hujan. Sampai akhirnya, puluhan ribu orang memadati sekitar rumahnya, juga rumah-rumah penduduk, masjid, sekolah, dan lain-lain, berharap kesembuhan dari sang dukun cilik.

Setelah sekian lama, karena terlalu banyak orang yang mengantri dengan cara yang 'konvensional' dan tidak mau tertib, akhirnya empat orang telah menjadi korban, meninggal dunia. Hal itu tidak menyurutkan orang untuk tetap menunggu dan mengantri, meskipun resikonya besar. Berhari-hari bahkan bisa sampai seminggu rela mereka lakoni.

Kenapa mereka begitu antusias mencari kesembuhan dari Ponari? Tentunya jawabannya bisa bermacam-macam. Tetapi yang pasti bukan karena layanan kesehatan disitu yang tidak memadai, atau karena tidak ada dokter yang bagus, karena itu salah. Yang datang ke Ponari bukan hanya warga sekitar, tetapi juga dari mana-mana, dari berbagai kota. Mereka juga bukan melulu rakyat tidak mampu. Alasannya bisa berupa: Sakit yang sudah berobat kemana-mana tidak kunjung sembuh. Kenapa tidak kunjung sembuh? bisa karena kualitas layanan kesehatannya, bisa karena kemampuan tenaga medisnya, bisa juga karena belum dianugerahi kesembuhan; mencari pengobatan yang murah dengan hasil yang pasti. Untuk yang satu ini terutama adalah masyarakat miskin; Tidak percaya atau takut dengan pengobatan secara medis; dan lain-lain.

Apa yang menjadi permasalahan adalah, masyarakat menjadi terganggu dengan praktek penyembuhan Ponari, Ponari menjadi tertinggal sekolahnya, juga terabaikan hak-hak anaknya, bahkan sampai sakit karena kecapekan, juga antrian yang memicu jatuhnya korban jiwa.
Bagaimana dengan hukum agamanya pengobatan alternatif ala Ponari? tidak menyalahi agama, sepanjang itu dilakukan dengan niat yang benar.

Sekarang, pengobatan ala Ponari sudah ditutup total. Semua telah berlalu. Semua diharapkan akan kembali normal seperti sedia kala. Ponari kembali ke bangku sekolah, penduduk juga tidak risih dengan begitu berjubelnya kerumunan pasien, orang-orang juga tidak perlu antre lagi.

Hal yang bisa diambil hikmah dari fenomena Ponari, menunjukkan bahwa 1. Ternyata banyak sekali orang yang tidak sehat 2. Pengobatan medis menjadi barang yang mahal bagi rakyat miskin 3. Masyarakat lebih menyukai pengobatan alternatif, karena menginginkan cepat sembuh, murah dan tidak bertele-tele 4. Masih kuatnya unsur klenik dalam kerangka berpikir masyarakat kita 5. Masih buruknya budaya tertib dan disiplin.
Adalah menjadi kewajiban semua pihak, pemerintah dan pemikir-pemikir bangsa, akankah selamanya hidup sehat hanyalah impian?


Share

Komentar :

ada 0 Comment ke “Tidak Ada Yang Salah Dengan Fenomena Ponari”

Post a Comment