Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

0 Comment

Kampanye yang damai pada Pemilu Indonesia 2009 menjadi dambaan kita. Ini sebenarnya hanya untuk ikut memeriahkan kontes SEO, yang saya bakal kalah, hehehe.

Pemilu kali ini, dimulai dengan Pemilu legislatif tanggal 9 April memang mengisyaratkan akan adanya pertarungan yang begitu keras antar partai peserta pemilu maupun para caleg, baik yang antar partai maupun juga yang satu partai, setelah MK mengabulkan gugatan suara terbanyak.

Kita lihat di jalan-jalan di seluruh negeri, baik itu berupa baliho, poster, bendera, spanduk, umbul-umbul atau apapun namanya, dari para caleg, menjadi pemandangan sehari-hari, menggantikan iklan-iklan luar ruang lain. Sebegitu banyaknya, sehingga mungkin kalau dihitung berapa puluh milyar telah dikeluarkan sebagai biaya pra pemilu.

Kampanye pada pemilu kali ini memang tergolong unik, tapi tidak menarik. Yang ada hanya gambar orang, terasa bisu, kaku, dan tanpa ekspresi. Sangat jarang saya temukan diantara wajah-wajah cantik-cantik dan ganteng-ganteng itu, punya visi dan misi yang ingin ditawarkan atau diberikan untuk pemilihnya, bila nanti diamanahi. Bukan hanya pada wujud iklan jalanan, usaha menarik simpati warga dalam wujud lain - jujur - lebih menunjukkan bobroknya mental demokrasi bangsa ini. Indonesia baru belajar berdemokrasi yang baik, tetapi baik partai politik maupun caleg tidak mau dan mampu memberikan pelajaran politik yang baik kepada warga masyarakat, tetapi lebih mementingkan usaha meraih kekuasaan dengan - sekali lagi jujur - uang.

Politik uang tumbuh sangat subur melebihi rumput di halaman. Wujudnya bisa macam-macam, langsung membagi uang kepada pemilih - orang per orang - setelah melakukan pemetaan, memberikan bantuan berupa material bangunan, televisi dan lain-lain kepada suatu wilayah RT, RW, desa, bantuan modal kerja, pembangunan masjid, dll. Sah-sah saja itu dilakukan, tetapi itulah pendidikan politik yang merusak, politik pembodohan! ibarat anak kecil biasa dicekoki dengan makanan junkfood, bila nanti dewasa akan rusaklah tubuhnya. Ini kenyataan yang ada, dimana semakin banyak saja orang berpolitik dan maju caleg dengan membawa kepentingan pribadi: hanya ingin bisa memperoleh proyek besar, bisa KKN, bisa sombong dan dihormati orang, gaji besar, bisa punya banyak koneksi, dan menikmati fasilitas-fasilitas lain dengan mudah. Merekalah para politikus busuk. Saya pesimis bila mereka benar-benar tulus memperjuangkan dan mempertaruhkan jiwa, tenaga, pikiran dan waktu mereka untuk mensejahterakan rakyat.

Mereka hanya peduli akan bagaimana bisa terpilih dan jadi, tetapi tidak peduli akan bagaimana nantinya mereka bekerja, apakah hanya akan 3D (datang, duduk, diam) atau mungkin datang, duduk, tidur, atau bahkan tidak datang sama sekali (titip absen). Saya percaya bahwa sangat sedikit caleg yang punya kapasitas dan kapabilitas yang bisa diandalkan dan ekivalen dengan kedudukannya.

Kampanye kali ini memang tergolong damai, tidak banyak gejolak dan gesekan yang besar. Termasuk saat memasuki kampanye terbuka, tidak seperti dulu lagi, arak-arakan kendaraan dalam jumlah yang besar yang membuat bising dan mengganggu lalu lintas, masih ada tetapi dalam skala lebih sedikit. Kampanye di lapangan-lapangan juga tetap ada, tetapi lebih tertib dan dibatasi. Walau masih juga dijumpai arak-arakan yang membahayakan jiwa sendiri dan orang lain dengan tanpa memakai helm, sehingga menyebabkan kecelakaan. Juga pelibatan anak-anak dalam kampanye. Seharusnya Panwaslu menindak pelanggaran ini, tetapi seperti biasa Panwaslu terkesan cuek. Kampanye yang relati sepi, mungkin bisa jadi ukuran bahwa, bukan karena masyarakat lebih dewasa berpolitik, tetapi justru menunjukkan masyarakat sudah antipati terhadap politik, dan juga tidak mengenanya pendidikan politik. Banyak yang tidak tahu manfaatnya untuk apa ada Pemilu, untuk apa memilih caleg, memilih presiden. Bagi mereka yang penting bisa makan kenyang, tidur pulas titik. Mana ada partai yang bisa mengatasi banjir tahunan, penggundulan hutan, tingginya sembako, banyaknya pengangguran, kemiskinan? Tidak ada satupun. Tiap kali pemilu semua berkoar-koar: lapangan kerja terbuka luas, pendidikan gratis, kesehatan gratis! tapi mana buktinya? Tidak semudah itu bicara.

Maka berkampanyelah dengan damai dan jadikan Pemilu 2009 menjadi lahirnya kedamaian rakyat.
Hidup Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
(For Pogung177 SEO Contest)

Share

Komentar :

ada 0 Comment ke “Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009”

Post a Comment