Kebijaksanaan Birokrasi Selalu Tidak Berpihak dan Membuat Kecewa

0 Comment

Ini adalah salah satu pengalaman kisah pribadi saya, yang mudah-mudahan bisa jadi pelajaran bila ada hikmah yang bisa dipetik.

Bermula saat ada lowongan pendaftaran Dosen di salah satu fakultas di perguruan tinggi swasta di kotaku. Setelah lewat sedikit lobi ke dosen karena hambatan persyaratan IPK, saya dipanggil test wawancara bersama belasan orang lain. Dalam CV saya, ditulis saya adalah seorang caleg dari partai P (mungkin semua yang baca sudah tahu). Saya menulis dengan jujur dengan harapan bisa menjadi nilai plus bagi saya. Tanpa pernah saya ketahui, dalam wawancara saya ditanyai seputar pencalegan dan Pemilu. Setelah selesai test saya disuruh menunggu hasilnya beberapa hari kemudian. Semua berjalan dengan lancar, tanpa merasakan adanya hambatan berarti sehingga saya optimis bisa diterima. Tetapi begitu hari H keputusan, saya tidak menerima panggilan. Saya tanyakan via sms ke dosen kenalan saya, betapa terkejutnya saya dengan alasan ketidaklolosan saya. Saya dinyatakan tidak lolos karena saya seorang caleg, berdasarkan peraturan dari pusat.

Sungguh saya tidak pernah merasa menerima pemberitahuan sebelumnya tentang larangan seorang caleg melamar menjadi dosen, dan tidak juga diungkapkan oleh panitia saat test wawancara, yang bisa saya jadikan bahan pertimbangan. Saya seolah seperti disuguhi makanan yang berisi racun tapi tapi tidak ada yang mengingatkan akan hal itu sebelumnya. Sehingga saya dengan santai memakannya sehingga saya keracunan. Apakah hal ini memang disengaja atau tidak, saya tidak tahu, tetapi yang jelas salah satu impian saya telah kandas oleh akibat aturan birokrasi yang tidak saya pahami sebelumnya. Saya sedih benar, karena profesi ini benar-benar saya ingini karena spirit pengabdian saya kepada ilmu pengetahuan sebagai ibadah amal zariyah. Saya memang bodoh karena harusnya hal itu bisa saya perhitungkan terlebih dahulu. Saya sebetulnya berharap lebih baik saya tidak jadi caleg daripada tidak bisa jadi dosen. Tetapi apa mau dikata, lobi saya juga telah gagal. Pihak panitia tidak bergeming. Saya berharap apabila pihak rektorat membaca tulisan ini, setelah Pemilu saya bisa diprioritaskan kembali dan bisa diterima menjadi dosen.

Memang tidak ada birokrasi yang justru memudahkan, karena birokrasi cenderung membatasi dan menghambat. Semoga negeri ini bisa lebih baik di kemudian waktu dalam birokrasi bagi rakyat kecil seperti kami.




Share

Komentar :

ada 0 Comment ke “Kebijaksanaan Birokrasi Selalu Tidak Berpihak dan Membuat Kecewa”

Post a Comment